-->
  • Jelajahi

    Copyright © PELAJAR NU KARANGKOBAR
    Best Viral Premium Blogger Templates

    NamaLabel

    Iklan

    Mengenal Tokoh Pendiri IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)

    Zuuul___
    Saturday, January 19, 2019, 12:55 AM WIB Last Updated 2019-02-01T03:07:17Z



    IPNU IPPNU KARANGKOBAR-Prof. Dr. KH. Moh. Tolchah Mansoer, SH. Lahir pada tanggal 10 September 1930 M di Malang daripasangan H. Mansoer dan Khodijah, keluarga pedagang yang berdarah Madura. H. Mansoer, Ayahnya, barangkali tidak  pernah  menduga jika puteranya akan menjadi tokoh masyarakat yang berpengetahuan luas dan menjadi orang penting dilingkungan Nahdlatul Ulama. Ketika kedua orang tuanya menghemdaki agar Moh.  Tolchah mengambil jalur pendidikan pesantren, ia malah masuk pendidikann umum. Tetapi pada akhirnya ia menjadi seorang kyai yang berpengetahuan luas dan tokoh pendidikan yang disegani. Ia memiliki pengetahuan ketatanegaraan yang sangat baik sehingga menjadikannya sebagai negarawan dan politikus yang handal dan memilii  jangkauan pemikiran yang  luas.
    Pada tahun 1957, Moh. Tolchah Mansoer mempersunting seorang gadis bernama Umroh Mahfudzoh binti KH. M. Wahibdari Jombang yang juga cucu KH. A. Wahab Hasbullah pendiri NU. Dari perkawinannya ini dikarunia tiga putra dan empat puteri, masing masing Moh. Fajrul Falaakh, Moh. Zukhrufussurur, Nisrinun Ni’mah, Zunatul Mafruchah, Safiratul Mahrusah, Choirotun Chisaan dan Moh. Romahurmuziy. Moh. Tolchah Mansoer meninggal dunia pada tanggal 17 shafar 1407 H. bertepatan dengan 20 Oktober 1986 M. dalam usia 56 tahun.

    Pendidikan

    Moh. Tolchah Mansoer mengawali  pendidikannya di Sekolah Rakyat (SR) Nahdlatul Ulama di Malang (1937) di bawah asuhan KH. M. Syukri Ghazali (seorang tokoh yang pernah menjadi ketua umum MUI  periode 1981-1984). Setelah tamat,  ia melanjutkan studinya di SMP Islam hingga kelas tiga antara tahun 1945-1947. Studinya sempat terhenti ketika revolusi fisik melawan Belanda dan mengungsi ke Malang selatan. Setelah keadaan aman, ia melanjutkan studinya di Taman Madya dan Taman Dewasa Raya (1949-1951). Melalui jenjang pendidikan inilah yang di kemudian hari ia duduk sebagai anggota Dewan Penyantun Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa se Indonesia. Ia mendapat ijazah persamaan dari SMA Negri Malang. Ijazah inilah yang ia gunakan untuk  melanjutkan studi di Fakultas  Hukum Ekonomi Sosial Politik (HESP) Universitas Gajah Mada Yogyakarta, sehingga memperoleh ijazah Sarjana Hukum (SH), dan pada tahun 1969 ia memperoleh ijazah dan gelar Doctor di bidang Hukum Tata Negara.
    Pendidikan non formal (khususnya di bidang keagamaan) mula-mula ditempuhnya di sebuah pesantren di Malang di bawah bimbingan KH. Syukri Ghozali. Meskipun hanya sebentar. Tolchah juga pernah nyantri di beberapa pondok pesantren seperti Tebu Ireng Jombang di bawah asuhan KH. Hasyim Asy’ari dan Pondok Pesantren Lasem di bawah asuhan KH. Ma’sum. KH. Moh. Tolchah Mansoer sangat gemar membaca dan dikenal sebagai seorang yang autodidak, sehingga ia dikenal sebagai sosok ulama dan ilmuwan.

     

    Aktifitas

    Moh. Tolchah Mansoer memiliki perhatian yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Ini sudah terlihat sejak ia berusia 17 tahun. Pada tahun 1947-1948 ia menjadi guru Sekolah Rakyat (SR) NU dan Sekolah Menengah Agama Islam (SMAI) di Malang. Ketika di Yogyakarta (1956) ia mengajar di Madrasah Mu’alimat NU dan SMA NU.
    Menjadi dosen tetap di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hingga beliau wafat, pernah menjabat Dekan Fakultas Usuluddin, Pembantu Rektor I dan Ketua Ulum Asy-Syari’ah Fakultas Syari’ah. Pernah menjadi anggota BPH di kantor Gubernur DI Yogyakarta. Selain itu, ia pernah menjadi Direktur Akademi Administrasi Niaga Negeri (AANN) tahun 1965-1975, mengajar di Akademi Militer Magelang, IKIP, IAIN Sunan Ampel Surabaya, Rektor Universitas Hasyim Asy’ari Jombang (1970-1983), Rektor Perguruan Tinggi Imam Puro Purworejo (1975-1983), Dekan Fakultas Hukum Islam UNU Surakarta, di samping menjadi anggota Tim Pengkajian Hukum Tata Negara dan Hukum Islam pada Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI. Tahun 1964 duduk sebagai anggota Badan Waqaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Beliau juga menjadi wakil ketua Badan Waqaf IAIN Sunan Kalijaga, dan pada tahun 1965 menjadi anggota Badan Penyantun Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Yogyakarta. Hingga akhir hayatnya eliau masih menjabat ketua RK Tri komplek RRI, Colombo dan Demangan Baru, Desa Catur Tunggal.
    Di bidang orgaisasi sosial-politik-keagamaan, KH. Moh. Tolchah Mansoer tercatat sebagai perintis kelahiran organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tahun 1960. Beliau pernah menjabat Sekum Ikatan Murid NU (IMNU) Malang tahun 1945, menjadi sekretaris bagian penerangan Markas Oelama Djawa Timur (MODT), menjabat ketua Departemen Penerangan PB II, Ketua I HMI di Yogyakarta, wartawan surat kabar Suara Masyarakat, Ketua  Umum PP IPNU sampai tiga periode. Ia pernah menjabat Ketua NU Wilayah DIY, sekaligus ketua dewan partai dan menjadi DPR DIY tahun 1972, menjadi Rois Syuriah PW NU DIY dan tahun 1984 sebagai wakil Rois Syuriah PBNU.
    Tahun 1984 KH. Mo. Tolchah Mansoer merintis berdirinya sebuah pondok pesantren yang beliau beri nama Pondok Pesantren As-Sunni Darusslamdi Dusun Tempelsari Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. Namun pondok pesantren yang beliau cita-citakan belum terwujud, beliau sudah terlebih dahulu dipanggil Allah untuk menghadap ke hadiratNya. Kemudian dengan modal seadanya, istri al-maghfurlah dan putera-puteri beliau secara perlahan melanjutkan apa yang beliau cita-citakan, dan sekarang pesantren tersebut sudah terwujud dengan kegiatan rutin TK PLUS, TPA, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Pesantren Mahasiswa, dan Majlis Ta’lim.

     

    Karya Tulis

    Karya tulisnya tersebar di berbagai media cetak, seperti Majalah Aula Surabaya, Majalah Bangkit Yogyakarta, Gema Yogyakarta, Harian Masa Kini Yogyakarta, Harian Pelita Jakarta, dan Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Tulisan-tulisannya paling banyak dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat, sedikitnya ada 60 judul artikel.
    Beliau juga memiliki karya terjemahan dari buku-buku berbahasa arab, antara lain Alfiyah Ibnu Malik, Sajak-sajak Burdah al-Bushiri, dan Taburan Permata Indah terjemahan dari Ad-Durul Muntatsirah karangan KH. M. Hasyim Asy’ari. Dua buku terakhir diterbitkan oleh penerbit Menara Kudus tahun 1974.
    Karyanya yang lain dalam bentuk buku di antaranya : 
    1. Pokok-pokok Ahlussunnah Wal Jama'ah diterbitkan oleh Sumbangsih Offset Yogyakarta tahun 1974, 
    2. Konsep Islam Tentang Negara diterbitkan oleh Imam Puro Islamic University Purworejo tahun 1977, 
    3. Demokrasi Sepanjang Konstitusi, Yogyakarta :Nur  Cahya, 1972, 
    4. Pembahasan Beberapa Aspek tentang Kekuasaan Eksekutif dan Legislatif, Jakarta: Pradnya Paramita, 1977, 
    5. Sumber Hukum dan Urutan Tata Tertib Hukum, Yogyakarta: Bina Cipta, 1972,
    6. Teks Resmi dan Beberapa Soal tentang UUD 1945, Bandung: Alumni, 1977

    Sumber : http://www.ppsundarjogja.ponpes.id/read/22/prof-dr-kh-moh-tolchah-mansoer-sh
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Iklan

    Profile

    +